Sejarah Ip Man Wing Chun
Banyak cerita beredar tentang
asal-usul beladiri Wing Chun, terutama Wing Chun aliran Ip Man. Ada yang
mengatakan berasal dari pengamatan seorang gadis ahli beladiri, ketika sang
gadis yang bernama Wing Chun itu secara tak sengaja melihat pertarungan antara
seekor bangau dan ular. Pertarungan itu kemudian menginspirasinya untuk
mengombinasikan ilmu beladiri dengan gerakan bangau dan ular, sehingga memiliki
ciri khas dan jadilah Wing Chun yang diajarkan secara turun temurun hingga
sekarang ini.
Meskipun banyak versi, tapi cerita
paling populer bermula dari biksuni (biksu wanita) yang melarikan diri ke
Yunnan bernama Ng Mui. Dia merasa iba dengan seorang gadis bernama Wing Chun
yang dipaksa menikah oleh kepala gangster yang menguasai daerah gadis jelita
itu. Ng Mui bisa saja langsung menghajar kepala gangster itu untuk menolong
Wing Chun, tapi risiko yang harus ditanggung terlalu besar, yaitu terlacak oleh
tentara Qing yang sedang gencar memburunya. Ng Mui berpikir keras untuk
menemukan metode yang singkat dan efektif untuk mengajari sang gadis beladiri.
Singkat cerita setelah ditemukan cara yang efektif, Wing Chun belajar dengan
sangat giat,agar bisa mengalahkan pria yang lebih besar dan ahli beladiri. Saat
acara lamaran tiba kepala gangster itu pun kaget ketika gadis pujaannya menolak
permintaannya, yang membuat emosinya naik, tapi hal itu tidak berguna ketika
Wing Chun mampu mengalahkannya dengan mudah.
Wing Chun akhirnya menikah, dan
mengajarkan beladiri ini kepada suaminya. Setelah itu secara turun temurun
beladiri ini diturunkan dengan nama leluhurnya yaitu, Wing Chun. Tak banyak
informasi yang bisa didapat tentang persebaran beladiri dari ini, tapi menjadi
semakin terkenal ketika masa-masa Leung Jan, yang merupakan pendekar dan tabib
yang terkenal di Fo Shan, yang kemudian menurunkan ilmunya pada anaknya Leung
Bik, dan muridnya Chan Wah Sun. Dua murid besar inilah yang selanjutnya menjadi
guru dari Great Grandmaster yang kelak akan mempopulerkan beladiri
Wing Chun ke penjuru dunia, Ip Man.
Nama Bruce Lee pasti tidak asing di telinga kita, terutama bagi
yang menyukai film aksi. Bruce Lee dikenal dengan gerakan-gerakan bela diri
istimewa yang banyak membuat orang terkagum-kagum, bahkan tak jarang yang
memutuskan untuk mempelajarinya. Aliran bela diri ini disebut dengan wing chun.
Popularitas wing chun semakin menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia,
sejak kemunculan film IP Man yang dibintangi Donnie Yen. Ip Man
adalah guru Bruce Lee, yang memopulerkan bela diri ini.
Tidak ada kejelasan pasti siapa penemu wing chun. Sejarah wing
chun lebih banyak diceritakan turun-temurun dari guru ke
murid, dan tidak ada catatan resmi mengenai siapa yang menciptakan dan kapan
diciptakan.
Berbagai filosofi dibuat untuk mengaburkan asal-usul pendiri wing
chun. Menurut versi Ip Man, wing
chun diciptakan oleh seorang pendeta wanita bernama Ng
Mui. Suatu hari, Ng melihat pertarungan antara ular dan burung bangau, kemudian
ia mengambil pelajaran dan mengombinasikannya dengan kungfu shaolin untuk
menciptakan kungfu gaya baru.
Ng menjadi guru Yim Wingchun yang kala itu dipaksa
menikah dengan jenderal militer setempat. Ng mengajari Yim ilmu barunya untuk
menyingkirkan jenderal itu. Yim pun menikah dengan Leung Bok Chau dan
menurunkan ilmu bela diri kepada suaminya. Leung menyebut teknik ini dengan
nama "Wing Chun Kuen"
untuk menghormati istrinya. Teknik inilah yang kini dikenal dengan nama "Wing Chun Kungfu".
Menurut instruktur wing chun di
Indonesia, Martin Kusuma, asal-usul versi Ip Man tersebut belum pasti
kebenarannya. "Memang sengaja dikaburkan. Waktu itu Hongkong sedang dalam
masa perang. Kalau ketahuan pendirinya, pasti sudah dibunuh. Saat itu wing chun memang disebarkan secara tertutup."
"Cerita pendeta wanita itu memang filosofi yang paling terkenal. Tapi
kalau ditelusuri, tidak mungkin. Secara logika, tidak ada pendeta wanita, semua
pendeta itu laki-laki," terang Martin.
Martin mulai mendalami wing chun
sejak 2010. Ia mempelajari bela diri ini langsung dari Samuel Kwok, yang
merupakan murid dari anak kedua Ip Man, Ip Ching. "Setelah belajar dari
Samuel Kwok, saya juga sempat belajar langsung dari Ip Ching. Sekarang beliau
sudah 80 tahun dan masih mengajar. Kakaknya, Ip Chun,
sudah 90 tahun dan juga masih mengajar," kata Martin.
Menurut penjelasan Martin, wing chun
adalah bela diri yang bisa dilakukan siapa pun, tak terkecuali orangtua dan
wanita. Alasannya, wing chun
merupakan bela diri yang tidak menggunakan kekuatan. Dengan memusatkan gerakan
pada sikut, para pengguna wing chun
melakukan gerakan berdasarkan refleks.
"Intinya, ini adalah bela diri yang 'kosong tapi isi'. Semua gerakan
dilakukan tanpa kekuatan, namun tetap bisa menghancurkan lawan," terang
Martin.
Untuk bisa menguasai bela diri ini, setiap orang membutuhkan waktu yang
berbeda. Ada yang bisa menguasainya hanya dalam tiga bulan, ada pula yang sudah
lebih dari setahun namun belum bisa melakukan gerakan-gerakan wing
chun dengan sempurna. Menurut Martin, akan lebih mudah
mengajarkan seseorang yang belum memiliki dasar bela diri dibandingkan dengan
yang sudah.
"Untuk belajar wing chun kita
harus benar-benar rileks. Nah, mengubah seseorang yang memiliki dasar bela diri
untuk bisa tetap rileks tidak gampang. Mereka tanpa sadar pasti akan bersikap
siaga karena bela diri sebelumnya mengajarkan seperti itu," tuturnya.
Martin menjadi instruktur wing chun
di tiga tempat di Jakarta, yakni Mangga Besar, Kelapa Gading, dan Senayan.
Selain itu, program wing chun ini
juga telah merambah ke Yogyakarta, Semarang, dan Solo.
Sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2013/11/30/1409121 /Wing.Chun.Bela.Diri.yang.Kosong.tapi.Isi.
http://wingchunyogyakarta.wordpress.com/sejarah-ip-man-wing-chun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar