REVIEW + 3D REVIEW - Iron Man 3
Superhero keluaran Marvel memang sepertinya tak pernah luput dari perhatian. Semenjak The Avengers yang sukses dari segi kualitas dan box office. Kali ini, Iron Man 3 sebagai rip-off pembuka menuju sekuel dari The Avengers. Sutradara film ini pun ganti. Apakah pergantian itu membuahkan hasil yang tidak memuaskan? atau malah mem-presentasi kan hal yang lebih bagus?
Tony Stark (Robert Downey Jr.) mengalami berbagai keterpurukan. Kali ini, dia dalam masalah karena seseorang bernama The Mandarin (Ben Kingsley) mencoba menjatuhkan Iron Man. Mandarin mempunyai seorang tangan kanan bernama Aldrich Killian (Guy Pearce) dimana dia menawarkan kerjasama dengan Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) untuk mengembangkan suatu percobaan miliknya yang bernama Extremis. Tetapi, Extremis berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan. Tak lama setelah Tony Stark menyatakan perang dengan The Mandarin, Kediaman Stark diserang oleh The Mandarin. Semua hancur dan akhirnya dia terpuruk dan terdampar di suatu kota di mississipi.
Marvel's Superhero memang mempunyai fans-nya sendiri. Terutama kepada keempat Superhero yang bergabung dalam kesatuan Avengers Assemble. Iron Man, Captain America, Thor serta Hulk pun menjadi sebuah film adaptasi komik yang pasti sudah dinanti-nantikan. Kali ini Iron Man 3 menjadi Rip-off pembuka untuk satu kesatuan film menuju The Avenger Phase 2.Setelah berbagai kekecewaan menyeruak di filmnya yang kedua. Iron Man 2 gagal memberikan sebuah cerita klimaks yang menyenangkan seperti installment pertamanya. Di film ketiga-nya ini pun, kursi Sutradara berganti dari Jon Favreau ke ShaneBlack. Jon Favreau pun menjadi Produser di film Iron Man 3 ini.
Well, Shane Black menggantikan posisi sutradara di film ini pun memberikan sebuah taste yang bisa akan menjadi mengecewakan dan aneh atau bisa jadi menyenangkan dan pure fun. I'm on that both side. Scene opening film ini entah kenapa mempunyai rasa yang beda. Menjadi opening yang thought-provoking yang jelas akan membuat penontonnya mati penasaran dan mengikuti apa yang akan tersaji di layar pada menit-menit berikutnya. Bahkan jika sebelumnya logo Marvel yang pertama kali muncul saat opening film-film Iron Man sebelumnya. Di film ini pun menyajikan sebuah beberapa detik scene yang menggelegar dan menyenangkan menurut saya. Beda daripada yang lain. Latar belakang berbagai konflik di masalah ini pun terasa belum fokus di paruh awal film ini. Sehingga terasa di penceritaan yang dijabarkan dengan baik sebenarnya hanya saja sedikit terlalu cepat. Meskipun dengan second-viewing mungkin bisa membantu berbagai cerita film ini.
Hanya berlangsung beberapa menit, film ini mulai membaik dan semakin membaik seiring bertambahnya durasi film. Durasi 130 Menit di film ini pun berlangsung maksimal. Tak ada rasanya perasaan bosan yang akhirnya membuat penontonnya menguap karena durasi yang bisa di bilang cukup lama untuk ukuran sebuah Rip-off superhero Marvel. Karena editing film yang terasa padat, cerita yang disusun bagus. Dimana Iron Man mengalami beberapa keterpurukan yang mendalam di film ketiganya ini. Tone cerita film ini yang dark, kelam, lebih manusiawi menurut saya sehingga saya memang sedikit kecewa. Karena akhirnya Iron Man 3 berubah menjadi sebuah Nolan-esque of The Dark Knight trilogy yang membuat superhero-nya menjadi manusiawi dan memiliki berbagai konflik yang pastinya akan membuat superhero-nya terpuruk serta kelam. Karena cerita dengan tone seperti itu banyak di usung oleh berbagai sineas di tahun-tahun ini.
Kembali ke tulisan saya di awal tadi. Pengarahan milik Shane Black ini akan membuat opini yang berbeda-beda. Mengecewakan di satu sisi dan menyenangkan di sisi yang lain. Saya berada di dua pihak itu. Apa yang membuat film ini mengecewakan? mungkin di aspek naskah cerita dengan twist itu. Naskah yang juga ditulis oleh Shane Black dengan bantuan dari Drew Pearce ini pun membuat sesuatu Twist cerita yang aneh. Shane bermain keterlaluan dengan karakter villain-nya. Entah apa yang dipikirkan oleh Shane saat menuliskan cerita itu dan saya juga kurang tahu benar apakah iya sesosok Villain bernama The Mandarin itu memang berkarakter seperti itu di komik-nya. Well, bagi penonton yang bukan pecinta komik dan hanya mencintai Filmnya saja mungkin jelas memiliki opini yang berbeda. Bukan berarti apa yang ditawarkan di komik bisa jadi diterima oleh penonton film saja serta sebaliknya.
Belum lagi naskah cerita yang lebih dikelamkan hingga akhirnya ciri khas superhero Marvel yang ceria itu mempunyai cerita yang lebih kelam. Karena memang sesosok heroik di manusiawi-kan itu sudah menjadi formula umum di kalangan sineas hollywood seperti hal-nya Skyfall dan James Bond trilogy-nya, The Dark Knight Trilogy yang menjadi pionir awal kebangkitan cerita dengan tone dark seperti ini, dan yang akan rilis Man Of Steel yang juga dibikin suasana dark tetapi saya cukup menantikan karena memang di produseri oleh Christoper Nolan yang juga selaku sutradara dari The Dark Knight Trilogy ini. Diceritakan dengan baik sebenarnya tentang bagaimana Tony Stark bertahan tanpa War Machine-nya.
Apa yang dia akan lakukan disaat yang terpuruk sudah diceritakan dengan baik. Tetapi, cerita seperti itu rasanya ada kelebihan dan kekurangan. Akan menjadi suatu kelebihan karena taste dark sudah ditawarkan di trailer-nya dan juga sebagai penutup Iron Man yang katanya selesai di film ketiganya. Jika ditilik dari Trailer Thor : The Dark World mungkin di Phase 2 ini Marvel Cinematic Universe lebih menggunakan formula kelamnya. Lalu, Akan menjadi kekurangan bagi pecinta film yang mungkin sudah mulai capek dengan cerita superhero yang lebih "manusia" itu. Lelah dengan tone kelam dari cerita superhero dan mengubah identitas diri Marvel yang biasanya lebih Fun. Meski begitu beberapa aspek Fun khas Marvel juga tetap di sajikan di film ini.
Guyonan-guyonan yang sangat Marvel sekali, Serta pertarungan penuh CGI yang memanjakan mata meski efek 3D konversi yang kurang mendukung. Membuat saya melupakan semua naskah cerita dengan plot twist yang sedikit menganggu itu hingga akhirnya saya menikmati semua yang tersajikan di film ini. Benar-benar adegan penuh CGI yang indah. Semuanya terlihat real. Bagaimana Istana Stark di serang dan hancur itu, Armor suit atau War Machine yang bergerak-gerak ditubuh Tony Stark serta adegan ledakan yang Indah sekali (Ini bukan termasuk spoiler karena ada di dalam trailer-nya).
Semua itu sangat eye-popping dan menyejukkan. Sehingga bukan hanya memberikan cerita yang padat serta berbobot meski dengan tone cerita yang dark dan saya juga bosan dengan formula seperti itu meski memang menurut saya it works. Tetapi adegan aksi sana-sini yang juga menyenangkan untuk diikuti dengan alunan soundtrack musik rock yang menurut saya sangat "Tony Stark" hingga akhirnya melupakan semua kekonyolan twist yang terjadi di film. For me, This is not the best from Iron Man. but it fun. No Doubt and sorry for people who disappointed with this movie.
Cast-nya pun tetap tampil menawan dengan kekuatan utama yang terletak pada Robert Downey Jr. sebagai Tony Stark seorang Iron Man. Don Cheadle yang juga tampil sama dengan War Machine warna baru menjadi Iron Patriot itu dan kali ini Gwyneth Paltrow jelas jadi scene stealer terutama pada scene akhir yang keren itu. Well, Semuanya bermain epic mejadi sebuah satu kesatuan yang bagus. Kelebihan lain ada pada Film Iron Man 3 ini yang masih menjaga benang merah dari The Avengers terdahulu. Masih ada yang sedikit-sedikt membahas tentang Chitauri itu. Serta beberapa karakter superhero Marvel yang masuk Avengers Assemble yang sedikit disinggung di sini. Menguatkan film ini bahwa Rip-Off para Avengers Assemble adalah kekuatan menuju Film The Avengers 2. Marvel Cinematic Universe Phase 2 absolutely begin from this movie.